UTS TEORI KOMUNIKASI

Nama  : kalila devina wibowo

kelas   : KPI 2A

NIM   : 1860304243172

                                                           UTS TEORI KOMUNIKASI

1.      1.  Apa yang dimaksud dengan teori komunikasi?

Teori komunikasi adalah kerangka konseptual yang digunakan untuk memahami bagaimana proses komunikasi berlangsung di antara individu, kelompok, organisasi, atau masyarakat secara umum. Teori ini berfungsi sebagai alat analisis untuk menjelaskan dinamika penyampaian dan penerimaan pesan dalam konteks sosial, budaya, dan psikologis tertentu.

Dalam komunikasi, ada banyak elemen yang saling berkaitan: pengirim, pesan, saluran (media), penerima, dan umpan balik. Teori komunikasi mencoba menjelaskan bagaimana elemen-elemen ini bekerja bersama dan apa saja faktor yang memengaruhinya, seperti konteks budaya, psikologi individu, kekuasaan, dan struktur sosial.

Selain itu, teori komunikasi tidak hanya berfungsi untuk menjelaskan, tetapi juga untuk memprediksi dan memecahkan masalah komunikasi di dunia nyata, seperti konflik interpersonal, efektivitas kampanye media, atau komunikasi lintas budaya.

2.     Jelaskan perbedaan antara teori komunikasi linear, interaksional, dan transaksional.

Tiga model dasar dalam teori komunikasi adalah model linear, interaksional, dan transaksional. Masing-masing menggambarkan cara komunikasi berlangsung:

·       Model Linear menggambarkan komunikasi sebagai proses satu arah, dari pengirim ke penerima. Model ini menekankan pentingnya pesan dan saluran, tetapi tidak melibatkan umpan balik. Model Shannon dan Weaver adalah contoh klasik. Cocok untuk situasi seperti pidato atau iklan TV.

·       Model Interaksional mengakui adanya umpan balik dari penerima ke pengirim, sehingga komunikasi dilihat sebagai proses dua arah. Komunikasi tidak terjadi secara simultan, melainkan bergantian. Misalnya, dalam percakapan via surat menyurat atau email.

·       Model Transaksional menggambarkan komunikasi sebagai proses dinamis dan simultan di mana pengirim dan penerima secara aktif membentuk makna secara bersama-sama. Konteks sosial, budaya, dan hubungan interpersonal menjadi faktor penting. Model ini dianggap paling kompleks dan akurat dalam menggambarkan komunikasi antar manusia.

 

3.     Apa yang dimaksud dengan Teori Agenda Setting dalam komunikasi massa?

Teori Agenda Setting dikembangkan oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw pada awal 1970-an. Teori ini menyatakan bahwa media tidak menentukan apa yang harus kita pikirkan, tetapi media sangat memengaruhi apa yang kita pikirkan tentang. Dengan kata lain, media memiliki kekuatan untuk mengarahkan perhatian publik kepada isu-isu tertentu, sehingga masyarakat menganggap isu-isu itu penting.

Contohnya, jika media sering memberitakan tentang inflasi, maka masyarakat akan menganggap inflasi sebagai masalah utama, meskipun ada isu lain yang lebih berdampak langsung terhadap kehidupan mereka.

Teori ini sangat relevan dalam konteks politik, karena media dapat membentuk opini publik dengan menyoroti atau mengabaikan isu-isu tertentu. Media massa berperan sebagai “penjaga gerbang” informasi yang memfilter realitas sosial.

4.     Apa tujuan utama dari mempelajari teori komunikasi?

Tujuan utama dari mempelajari teori komunikasi adalah untuk memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana manusia berkomunikasi, baik secara verbal maupun nonverbal, dalam berbagai konteks sosial. Melalui teori, kita bisa menganalisis proses komunikasi dari sisi struktur, fungsi, efek, dan dinamika psikososial.

Dengan memahami teori komunikasi, seseorang dapat:

·       Mengidentifikasi hambatan dalam komunikasi dan cara mengatasinya.

·       Mengembangkan strategi komunikasi yang lebih efektif.

·       Mengkaji hubungan antara media, pesan, dan audiens.

·       Mengantisipasi dampak komunikasi dalam konteks publik, politik, bisnis, atau pendidikan.

·       Menjadi komunikator yang sadar, kritis, dan etis dalam menyampaikan informasi

5.     Jelaskan Teori Spiral Keheningan dan kaitannya dengan opini publik.

Teori Spiral Keheningan dikembangkan oleh Elisabeth Noelle-Neumann. Teori ini menyatakan bahwa seseorang cenderung menyembunyikan pendapatnya jika ia merasa pandangan tersebut bertentangan dengan mayoritas masyarakat. Ini dilakukan untuk menghindari isolasi sosial atau tekanan dari lingkungan sekitar.

Semakin sedikit orang yang menyuarakan opini minoritas, maka opini mayoritas akan tampak semakin dominan. Hal ini menciptakan efek spiral, di mana orang semakin enggan untuk menyampaikan pendapat yang berbeda.

Misalnya, dalam konteks pemilu, seseorang yang mendukung calon yang tidak populer mungkin tidak akan mengungkapkan dukungannya di ruang publik atau media sosial, karena takut dikritik atau dianggap aneh. Teori ini menjelaskan bagaimana opini publik dibentuk tidak hanya oleh fakta, tetapi juga oleh persepsi tentang opini dominan di masyarakat.

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini